Rabu, 31 Mei 2017

[Review] Luka Dalam Bara


Luka Dalam Bara


Judul               : Luka Dalam Bara
Penulis             : Bernard Batubara
Penerbit           : Noura Books
Terbit               : Cetakan pertama, Maret 2017
Tebal               : 108 Halaman
ISBN               : 978-602-385-232-1


Kamu, adalah kenyataanku, yang lebih indah dari ribuan mimpi-mimpiku (Hlm 9).

Luka Dalam Bara merupakan buku karya Bernard Batubara. Seorang penulis yang terkenal dengan novel romansanya. Banyak penggemar yang menyukai tulisannya karena sesuai dengan fragmen kehidupan. Tak heran, jika buku ini bahkan menjadi sorotan tersendiri bagi dunia literasi. Buku ini berisi curhatan penulis tentang serangkaian perasaan yang dibuat menjadi lisan dan beragam bentuk cinta.

Perkara cinta memang selalu asyik untuk dibahas. Setiap orang pasti menginginkan hubungan cintanya bisa berakhir ke pelaminan. Namun tentu saja tidak semua cinta berakhir bahagia. Jika bukan jodoh, tentu saja ada pelbagai rintangan. Hari ini, seminggu setelah aku dan dia menghabiskan waktu bersama, dia memutuskan untuk pergi. Seseorang lain yang tidak mengerti rasa cinta menjemputnya, membawanya jauh dariku (halaman 25).

Dalam sebuah hubungan pun ada juga fase saling bertengkar. Karena ego kedua belah pihak yang menginginkan hal berbeda. Tentu saja hal ini wajar karena dua kepala memiliki dua pemikiran yang berbeda. Namun semuanya bisa berakhir damai jika salah satu mengalah.

Bukan hanya sekadar kalimat indah, penulis pun membagikan sepenggal cerita nyata kehidupannya. Ketika penulis bertengkar dengan kekasihnya dengan inisial J karena ego. Diselamatkan oleh benda mati. Namun penulis bersyukur bahwa hubungannya bisa bertengkar. Kamu adalah kesehatanku. Kamu adalah penyembuhku (halaman 45).

Membaca buku ini, kita akan belajar bahwa dalam hubungan itu harus kedua belah pihak berjuang untuk bersama, saling menguatkan dan memberi kenyamanan. Selain itu penulis juga memaparkan bagaimana romantisme tanpa terkesan negatif. Misalnya, saat penulis meminta sang kekasih untuk membubuhkan tanda tangan pada buku hadiah ulang tahun.

Sebuah buku yang dipaparkan dengan gaya bahasa renyah dan menyenangkan. Juga ilustrasi ciamik yang mempercantik isi buku ini. Selain membahas tentang menjaga hubungan, kisah ini dilengkapi dengan kalimat-kalimat mellow dan tips untuk melihat segala permasalahan dari sudut pandang positif.

Banyak pesan moral tesirat yang bisa diambil setelah membaca buku ini. Serta semakin menyadari pentingnya menjaga sebuah perasaan. Karena menghargai perasaan berarti menghargai diri sendiri.



5 Quote Favorite

1.      Sesuatu yang membuatku mencintai seorang begitu lama adalah, karena garis waktuku dengannya selalu bersaling-silang. Belum benar-benar bertemu pada garis dalam alur yang sama. Semakin lama waktu yang terulur, cinta semakin dalam terpancang. (halaman 53)

2.      Nanti saja, aku ingin menikmati perasaan ini. Aku ingin meresapi jatuh cinta sekali lagi denganmu. (halaman 70)

3.      “Cinta adalah menyembunyikan rasa sakitmu demi kesembuhan orang yang kamu cintai. Menutupi kekhawatiranmu demi ketenangan orang yang kamu cintai. Dan, membiarkan semesta merawatmu saat kamu merawat orang yang kamu cintai.” (halaman 75)

4.      Saat itu juga dia dan aku mengerti, satu-satunya cara menenangkan dan menumbuhkan cinta adalah berdamai dengan kecemburuan. (halaman 80)

5.      Satu malam lagi telah tercatat dengan baik dalam benak dan hatiku. Malam bersamamu. Musik, nyanyian, gudeg, dan suasana malam di kota cinta. (halaman 98)




Visual Post Mengenai Luka






Di sinilah kita berdua. Saling menatap dan menerka tentang rasa yang pernah ada. Di antara kemacetan lalu lintas, peluh dan halte bus yang semakin sesak oleh penunggu setia, kamu tersenyum menanyakan kabar tentangku. Aku bahkan memilih diam. Takut untuk membuka suara. Sebab hanya rindu kata yang tepat untuk menggambarkan tentangmu. Tentang kita. Tentang hubungan lima tahun yang dulu terjalin. Dulu.

Kalau waktu bisa diputar, aku ingin menggenggam tanganmu sekali lagi. Meyakinkanmu bahwa akulah orang yang kamu cari. Namun yang kulihat sekarang adalah cincin melingkar di jemari manismu. Batas antara aku dan kamu.

Aku tidak akan mencoba kembali membangkitkan masa lalu. Karena aku sadar, kita adalah sisa perasaan dari perjalanan dengan akhir menyedihkan.
 
Dari seluruh penunggu bis Jakarta, kita bertemu.

Dari seluruh lelaki di Ibukota, aku menemukanmu.

Dari seluruh wanita di dunia, kamu menemukannya.

Pertemuan kita hanyalah pengingat. Bahwa cinta kita telah lama habis terbakar ego.