Selasa, 31 Januari 2017

Kiat Menjadi Remaja Sehat

sumber foto: arywan.net


Usia remaja adalah usia paling produktif dalam jangka hidup manusia. Bagaimana tidak? Aktifitas bertambah serta porsi makan meningkat. Tentu dari dua hal tersebut perlu kesinambungan agar seimbang dan menyebabkan remaja sehat. Alih-alih, tidak seimbang dan sakit.  Bukan hanya aktifitas, makan atau olahraga, tapi remaja juga perlu bertindak/bergerak setiap harinya. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan Kaltenborn yang ditulis dalam buku karya Dale Carnegie berjudul How To Enjoy Your Life and Your Job.

"Ya, doronglah dirimu setiap pagi. Kita banyak bicara tentang pentingnya olahraga. Tetapi yang lebih kita perlukan adalah oleh jiwa setiap pagi agar kita giat bertindak. Doronglah dirimu sendiri setiap hari.” (hlm 45). Kalimat Kaltenborn ini adalah nasihat untuk anak muda Amerika.

Dari konsep itu, aku yang termasuk remaja dengan aktifitas sebagai berikut:
1. Masih kuliah di Depok, pulang-pergi naik kereta ke Cipinang.
2. Kerja di salah satu Perusahaan Swasta sepulang dari kuliah, pulang bisa naik TransJakarta.
3. Sabtu dan Minggu mengajar futsal putri, marching band/drum band, pramuka dan eskul di sekolah dasar, pulang-pergi bisa angkot.

Tentu saja butuh tenaga ekstra. Manusia semua mempunyai waktu 24 jam, jadi urusan waktu yang tidak ada tentu alasan yang harus disingkirkan oleh remaja manapun.

Tidak mudah memang bagi aku untuk membagi waktu, terutama saat jelang UTS. Jadi, mengajar eskul bisa di mundur menjadi hari Minggu atau aku yang izin tidak hadir adalah pilihan baik. Lalu, Perusahaan Swasta (yang tidak bisa aku sebut namanya) berbaik hati memberi kelonggaran waktu asal dengan alasan dan bukti yang jelas.

Lantas bagaimana menjalani hidup sehat versi aku?


1. Rajin minum susu putih ukuran 250mL plain
Ini penting sekali karena aku kan menggunakan fasilitas umum tentu ada konsekuensi berdiri.  Aku sering menggerutu pegel, capek dan lelah. Nah, solusinya adalah minum susu. Aku suka mengonsumsi susu rasa putih-tinggi kalsium karena kandungan lemaknya rendah. Lagipula, karena aku perempuan juga pasti mengalami siklus menstruasi. Yang secara biologis, kehilangan zink dari darah yang keluar.



2. Istirahat Cukup
Aku membutuhkan waktu 7 jam untuk tidur. Istirahat sangatlah dibutuhkan untuk regenerasi kulit meproduksi kembali susunan kulit yang rusak karena polusi sehingga bisa diperbaiki. Aku juga menghindari sakit kepala, alih-alih meminum aspirin.

3. Olahraga
Pulang kuliah atau kerja kalau kurang dari jam 20:30, aku pasti langsung ke tempat gym T*l**ta daerah Cipinang juga. Ini ada bagian perempuan dan laki. Biasanya perempuan juga boleh olahraga ala gym gitu kok. Dan ini kulakukan supaya badan fit dan organ tubuh bagian dalam juga sehat.

4. Tidak Meminum Suplemen Namun Menggantinya Dengan Buah
Hmm… menurutku pribadi, aku menghindari obat-obatan baik kayak whey protein, creatine, suplemen vitamin c, b, a atau e. Bukan karena efek samping, tapi menghindari beratnya kerja ginjal. Lagipula, aku juga sering makan pedes jadi dari asam lambung naik, lebih baik aku mencari alternatif lain. (note: obat-obatan suplemen dilarang dikonsumsi jika memakan makanan pedas pula, karena asam lambung hasil dari dua hal itu membuat meningkat. Hasilnya akan perih hingga kram perut bagian tengah.) Dan aku mengantinya dengan makan buah-buahan. Tapi, yang sering kukonsumsi itu tomat mentah dan jambu monyet, selain praktis juga mudah dibeli di swalayan dan pasar.

5. Memakan Sayur Hijau
Hijau-hijauan baik bagi pencernaan. Ini penting sekali. Karena, manusia minimal dalam sehari harus membuang hasil sari makanan atau disebut feses demi menghindari keracunan. Aku juga menerapkan pola tersebut dan seharusnya remaja memakan sayur karena memperbaiki jutaan sel di kulit.

6.  Berpikir Positif
Tidak mudah bagi remaja berpikir positif ditengah panasnya politik, kehidupan pelik atau lainnya baik secara internal atau eksternal. Nah, bagiku penting sekali harus mikir positif meski kadang ada prasangka yang terselip. Kalau tiap harinya aku bisa berpikir positif, minimal aku mengurangi sakit kepala atau stress memikirkan hal tak penting. Otomatis badan, otak dan jiwa juga sehat.

7. Makan Tapi Tidak Main Handphone
Menurut Abednego S. Santoso seorang coach gym dan menelurkan buku berjudul Diet Fleksibel Permanent Weight Loss Solution. Dalam buku ini dipaparkan akibat dari kegemukan adalah makan sambil main handphone. Nah, aku setuju banget. Semua perempuan remaja butuh yang namanya mengetahui perkembangan trend atau isu yang sedang dibicarakan. Enggak salah menurutku, ini menambah wawasan. Tapi, kesalahannya adalah memainkan handphone sambil makan. Akibatnya proses makan ini tidak berkualitas dan cendurung mudah kenyang. Dalam artian, porsi sedikit dan tidak bergizi. Distraksi macam ini yang aku hindari. Aku menghindari kegemukan dengan cara ini.

8. Makan Dengan Porsi Cukup
Dari banyak buku, semua orang juga tahu porsi remaja, anak, dewasa atau balita memiliki perbedaan jumlah kalori. Aku juga menerapkan makan dengan porsi cukup. Sepiring penuh karena aktifitas numpuk dan mengharuskan bolak-balik, karena kebutuhan energi. Tidak sepiring penuh jika aku cuma tidur-tiduran atau santai-santai di rumah. Supaya karbohidrat bisa diolah baik di perut.

Itulah 8 hal kiat menjadi remaja sehat dan berkualitas. Karena perempuan, cantik dari luar saja tidak cukup. Tapi, juga harus pandai mengurus diri sendiri, dimulai dengan merawat tubuh dan mengatur keseimbangan gizi sendiri. Tidak ada salahnya kalau suka ngemil, asalkan dalam batas kewajaran. Tidak ada salahnya kalau banyak tidur, asalkan diseimbangi dengan aktifitas lain. Karena, sifat-sifat itu adalah alamiah dan sangat manusia. Alih-alih, menjadi tertekan karena goal sendiri.





Giveaway Awal Tahun: di link ini



Selasa, 17 Januari 2017

The Day You Died


Judul                : The Day You Died
Penulis             : Jack Lance
Penerbit            : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan            : Kedua, Desember 2016
ISBN                : 978-602-249-765-3


Blurb
Hidup Jason Evans tak ubahnya berlayar di laut teduh. Tak ada kata yang mampu menggambarkan kehidupannya selain sempurna! Ia hidup bahagia bersama istri yang sangat mencintainya, memiliki karier gemilang, dan dikelilingi banyak sahabat baik. Kebahagiaannya tak terusik, hingga seorang tak dikenal mengiriminya sebuah foto aneh—foto batu nisan—dengan pesan mengejutkan di baliknya: Kau sudah mati.Jason yakin foto itu hanya ulah jail seseorang, tetapi kemudian ia menerima foto kedua. Kali ini dengan pesan yang lebih membingungkan: Kau mungkin merasa hidup, tapi sesungguhnya kau tidak ada di dunia ini....Jason mulai merasa nyawanya terancam. Pencarian akan batu nisan yang tertera di foto menjadi obsesinya: Batu nisan yang mungkin saja adalah penanda makamnya sendiri. Ia pun menemukan bahwa hidup tak seperti yang selalu ia yakini selama ini.Kemudian, foto ketiga datang dengan pesan: 18 Agustus, hari kematianmu.


***
Amplop tersebut berisi foto polaroid. Kiraman semacam itu tidaklah mengejutkan. Tapi gambar pada foto tersebut layak diperhatikan: sebuah gerbang besi tinggi berkarat, dengan pohon oak di kedua sisinya, serta di belakangnya, dengan pohon oak di kedua sisinya, serta dibelakangnya, sebuah nisan menjorok miring dari tanah (hlm. 15).
***

Jason Evans dipusingkan dengan kerjaan kantor untuk mencari rencana kampanye iklan mobil bekas milik Tommy Jones. Namun alih-alih mencari ide, tanpa sengaja mata Jason melihat amplop, berisi foto polaroid. Yang mengejutkan adalah, pesan singkat di balik foto. Kau Sudah Mati (hlm 15). Menuruti rasa penasaran, Jason mencari George yang bertugas mengantar surat di setiap bilik kantor. Tapi, jawaban George tak memuaskan rasa penasaran Jason. “Saya tidak mengerti kenapa ini terjadi, Tuan Evans. Saya berani bersumpah saya telah mengosongkan baki surat saya. Dan kemudian, ketika saya meliriknya setengah jam lalu, di luar kebiasaan saya, amplop Anda ada di sana.” (hlm 19)
Merasa surat itu lelucon, Jason melanjutkan hari-harinya seperti biasa. Mengobrol dengan istrinya, Kayla dan menjalani rutinitas kantoran. Lagi-lagi, Jason di usik oleh surat kedua yang dia temukan di rumahnya. Kali ini Jason tidak menganggapnya main-main, karena surat tersebut berisi ancaman. Foto yang pertama hanya membuatnya bingung, tapi dengan adanya foto kedua, segalanya berubah serius; serius dan menakutkan (hlm 45).

Dan ancaman itu semakin lama semakin serius. Seseorang berusaha mencelakai Jason dan Kayla. Lalu, surat ketiga sebagai bentuk ancaman lain. Makam yang bertulis satu huruf dengan latar pemakaman serta pesan terakhir yang membuat Jason segera mencari tahu. Awalnya hanya berusaha meninjau foto dengan bantuan Lou tapi lama-kelamaan mencari tahu di mana letak makam itu.

Rahasia yang ingin disimpan sendiri akhirnya ketahuan oleh Kayla. Awalnya Kayla marah karena memiliki masa lalu buruk dengan pemakaman, berkat upaya Jason meyakinkan istrinya, akhirnya Kayla mau membantu Jason mencari makam misterius tersebut.

Namun sebelum Jason mengajak Kayla untuk mencari letak makam, dia menyusun nama orang yang mungkin membencinya. Lalu, mulai membuat daftar kariernya yang bisa memberikan pencerahan. Namun tidak memberikan hasil apa-apa.


Kayla yang resah menyarankan Jason untuk datang bersama ke Mark, ahli terapis. Upaya Mark ternyata mampu membantu Jason mendapatkan petunjuk-petunjuk. Petunjuk itu yang membantu Jason mencari letak makam tersebut. Semakin Jason mencari petunjuk semakin banyak yang dipertaruhkannya. Hingga membuat keributan bersama Kayla. Akhirnya, Jason sadar bahwa apa pun yang dilakukannya akan mengancam nyawa Kayla. Pertengkaran itu adalah perpisahan mereka (hlm 421).

Novel setebal 464 halaman ini membuat pembaca disuguhkan plot twist. Tidak tertebak hingga akhirnya beberapa bab akhir mengungkap siapa yang meneror Jason selama ini. Latar yang digambarkan pun bisa dibayangkan. Tokohnya terus berkembang dan membuat pembaca larut dalam jalinan cerita. Kecuali, gangguan ketebalan huruf. Entah kenapa, dalam beberapa halaman buku ada yang dicetak tebal dan dicetak tipis. Padahal tiap kalimat tidak menunjukkan hal apa pun. Mungkin juga ini hanya ada di buku milikku.

Lepas dari kekurangan tersebut, jika sudah membaca karya Jack Lance pasti setuju bahwa setiap ceritanya mencekam dan selalu memiliki latar belakang mengesankan. Ceritanya pun mengalir sehingga aku sebagai pembaca bisa membangun relasi dengan para tokoh.

Sebagai novel Jack Lance lainnya, penulis selalu menyuguhkan pesan tersirat. Bahwa manusia harus mampu saling memaafkan, jujur dan terbuka. Menerima setiap kelamnya masa lalu dengan ikhlas meski awalnya menyakitkan. Pada saat yang sama, dia memikirkan ibunya. Dia sudah tahu tentang masa lalunya yang penuh gejolak, tapi selama bertahun-tahun dia tak pernah meragukan ketulusannya dan betapa dia telah menjadi orang lain, orang yang lebih baik (hlm 398).

Senin, 16 Januari 2017

Dark Memory


Judul                : Dark Memory
Penulis             : Jack Lance
Penerbit           : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan           : Pertama, 2016
ISBN               : 978-602-394-368-5

Blurb
"Monster itu merentangkan sayapnya. Mengangkat tubuhnya dan terbang. Ia menjadi mangsa makhluk itu; ia diambil oleh kekuatan gelap. Semakin tinggi, semakin tinggi lagi ia berada di langit gelap. Ia mengira monster itu akan membawanya keluar dunia dan masuk ke dalam tempat persembunyiannya, ke dalam sarangnya, di mana tulang-tulangnya akan membusuk di antara sisa-sisa mangsa lainnya.
Sebuah novel karya Jack Lance, penulis novel thriller bestseller
asal Belanda ini, akan membuat Anda tak bisa melepaskan diri dari
lembaran-lembaran yang mencekam, dan akan memaksa Anda untuk
menyelesaikan sampai akhir!"



***

Monster itu merentangkan sayapnya. Mengangkat tubuhnya dan terbang. Ia mejadi mangsa makhluk itu; ia diambil oleh kekuatan gelap. Semakin tinggi, semakin tinggi lagi ia berada di langit gelap. Ia mengira monster itu akan membawanya keluar dunia dan masuk ke dalam tempat persembunyiannya, ke dalam sarangnya, di mana tulang-tulangnya akan membusuk di antar sisa-sisa mangsa lainnya (Hlm 197-198).

***

Seakan hidupnya baru dimulai hari ini, dan segala yang ada sebelum hari ini adalah mimpi buruk. Terkadang kenyataan dan mimpi sulit sekali untuk dibedakan (hlm. 85)


Jonathan Lauder kembali bertemu Rachel Saunders setelah kekasihnya tersebut lama menghilang. Fakta yang menyedihkan adalah Rachel kehilangan sebagian ingatannya sehingga tidak bisa menjelaskan ke mana saja selama ini. Namun, Jonathan tetap berterima kasih kepada pasangan suami istri Stephen dan Ellen Mackenzie yang telah membantu mengurus Rachel, meski sebelumnya 
Stephen hampir saja menabrak Rachel yang luntang lantung di jalan.

Di lain sisi, Rachel sendiri mulai merasa bingung karena tidak mampu mengingat beberapa hal. Bahkan dia sampai kaget ketika Jonathan menceritakan alasan dia berada di Skotlandia karena menghadiri pemakaman sahabatnya, Jenny Dougal. Ia baru saja diberi tahu bahwa sahabatnya sudah meninggal dan sudah dimakamkan, dan bahwa ia hadir pada acara pemakamannya dan menyampaikan pidato dan sekarang ia tidak bisa mengingat apa pun tentang itu semua (hlm 67).

Namun ingatan dalam kepala Rachel mengatakan sebaliknya. Bahwa Jenny masih hidup dan menunggu untuk diselamatkan. Rachel berusaha meyakinkan hal tersebut ke Jonathan. Petualangan mereka dimulai. Membongkar ingatan-ingatan Rachel lebih dalam sebelum Jenny meninggal.

Mengantarkan mereka ke dalam banyak daftar nama. Lester Cumming, pacar Jenny yang agak brutal. Sehingga Rachel selalu mencegah Jenny berhubungan dengannya. Lorene, pemilik penginapan The Old Wheel, yang seharusnya menjadi tempat penginapan Rachel. Grace Dougal, orangtua Jenny. Frances Deckers, orangtua dari kasus anak hilang yang sedang Jenny urus. John Collins, narasumber yang pernah Jenny wawancarai.

Baca juga: Review The Day You Died-Jack Lance

Semua memiliki informasi yang dibutuhkan Rachel dan Jonathan. Namun alih-alih menemukan Jenny, Rachel akhirnya ikut hilang setelah menginap di Ardrough House. Jonathan meyakini bahwa Rachel diculik oleh sesuatu karena pintu rusak. Demi menemukan kekasihnya kembali, Jonathan meminta bantuan Stephen Mackenzie. Namun, sesuatu yang jahat menunggu mereka, membahayakan Rachel pula. Hingga akhirnya Jonathan sadar, Rachel dan Jenny memiliki rahasia. Itu berarti Rachel dan Jen ternyata saling menyimpan rahasia antara satu sama lain (Hlm 281).

Membaca novel ini membuat aku merasakan gejolak dan getar ketakutan seperti Rachel. Ikut berdebar pula ketika memasuki tahap pencarian, ketika Rachel menganggap Jenny masih hidup. Di buku ini, Jonathan yang sering menggiring pembaca mengenal masa lalu Rachel. Sehingga apa pun yang terjadi sebelum Rachel hilang ingatan, pembaca tetap bisa mengerti alur ceritanya.

Menguak informasi mengerikan tentang masa lalu. Sudut pandang pun berubah-ubah oleh beberapa orang. Namun, sudut pandang Rachel dan Jonathan mendominasi hingga terbentuk cerita utuh. Alur yang maju-mundur membuat pembaca mengenal tiap tokoh lebih dalam. Kecuali, untuk plot yang lebih mudah ditebak dan beberapa typo yang sedikit menganggu.

Namun lepas dari kekurangannya, buku ini dipaparkan dengan gaya bahasa yang renyah. Penulis berhasil memikat pembaca dengan ide cerita luar biasa. Suasana menegangkan, penuh misteri dan mendebarkan berhasil dirajut oleh penulis.

Sebagaimana khas karya Jack Lance, novel ini juga menyuguhkan alur cepat dan penggambaran adegan detail sehingga bisa dibayangkan. Kakinya mematahkan ranting-ranting pohon lagi, dan ia mengutuki dirinya sendiri karena membuat begitu banyak suara. Tetes hujan menusuk matanya (hlm 286).

Beberapa pembelajaran yang bisa dipetik setelah membaca novel ini adalah, penulis mengingatkan pembaca tentang masalah berdamai dengan masa lalu yang buruk dan berani meraih hari. Di mana batas antara mimpi dan kenyataan?  Tanpa disadari, batas itu sudah kaulewati. Kau meninggalkan dunia lain dibelakangmu. Kau menjadi sadar akan sekelilingmu dan dirimu sendiri. Kau adalah matahari yang menepis kegelapan (hlm. 338).

Selasa, 10 Januari 2017

Critical Eleven



Judul               : Critical Eleven
Penulis             : Ika Natassa
Editor              : Rosi L. Simamora
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan           : Ketiga, September 2015
Tebal               : 344 halaman
ISBN               :978-602-03-1892-9





Blurb
Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat––tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing––karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.
In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah––delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.
Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.
Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.
Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.

***

Berani menjalin hubungan berarti berani menyerahkan sebagian kendali atas perasaan kita kepada orang lain. Menerima fakta bahwa sebagian dari rasa kita ditentukan oleh orang yang menjadi pasangan kita (hlm 7-8).

***

Kalau dalam berbagai jenis genre film, dari bandara sampai naik pesawat itu selalu menjadi sorotan. Entah menjadi tempat keren, romantis, menyenangkan dan ada juga menyeramkan. Seperti, di film 407 Dark Flight yang menjadikan bandara sebagai kenangan terburuk serta pesawat sebagai teror karena ceritanya horor. Lain halnya dengan film AADC 2, pertemuan Rangga dan Cinta yang terlihat manis di bandara karena mengangkat tema romance.

Kisah Critical Eleven mengangkat esensi tersebut. Penulis menyajikan dan memberi judul Critical Eleven karena mencoba mengangkat masa kritis saat naik pesawat. Jadi, judul tersebut hanya sebagai pembuka cerita, bukan membahas secara detail mengapa pesawat bisa ada masa kritis atau membahas kisah kasih di pesawat. Itulah keunikannya.

Dok. pribadi

Di awali dengan Anya tanpa sengaja tertidur di bahu Ale. Hingga Anya bangun dengan salah tingkah karena merasa bersalah bersandar pada orang yang belum dikenal dan akhirnya mencoba mencairkan suasana dengan membuka pembicaraan. Ternyata pembicaraan mereka saling membuat rasa nyaman dan menyenangkan.

Sebelas menit yang paling kritis di dalam pesawat, yaitu tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing (hlm 16). Pengetahuan tersebut yang menjadi analogi pertemuan mereka. Bahwa tiga menit pertama menjadi first impression menilai sifatnya. Dan delapan menit menjadi penentu apa hubungan terus berlanjut atau berpisah.

Anya dan Ale memutuskan untuk terus melanjutkan komunikasi dan mengantarkan mereka resmi menjadi sepasang suami-istri. Dan saat itu sebuah kesalahan terjadi. Novel ini membahas tentang potongan masa lalu sebelum kesalahan tersebut dimulai. Kilas balik dibuka dengan Anya bahagia setelah menikah. Mencoba memahami kebiasaan Ale dan segala kesibukannya. Mungkin begini sewajarnya nasib sebuah pernikahan yang dimulai dengan jatuh cinta dalam tujuh hari. Sewajar hujan yang membasahi tanah. Sewajar api yang berasa panas. Dan mungkin, sewajar membenci seseorang yang dulu pernah jadi alasan kita percaya cinta (hlm. 27).

Di sisi lain, Ale yang memiliki banyak kesenangan mencoba mengajak Anya ke dalam dunianya. Dengan mengajak makan ketoprak Ciragil bersama. Hingga keahlian Ale yang gemar membuat kopi. Kata Ayah, setiap laki-laki harus bisa membuat kopi dengan cara yang benar dan enak (hlm 30).
Dalam dunia nyata, biasanya seorang istri memahami pekerjaan suami dan menunggunya dengan patuh. Hal yang sama dilakukan Anya. Pekerjaan Ale sebagai offshore operation engineer yang membuatnya sering tidak pulang. Sementara pekerjaan Anya sebagai management consultant yang membuatnya sering berlatih presentasi. Bahkan sering juga presentasi depan Ale kalau suaminya sedang di rumah.

Dengan kebiasaan unik masing-masing tokoh. Penulis mencoba mengajak pembaca memahami masa lalu dua karakater terlebih dahulu, hingga mengungkapkan penyebab konflik di antara keduanya. Dan ironisnya, orangtua mereka tidak tahu permusuhan Anya dan Ale. Sampai saat Ale bermain catur dengan Ayahnya. “Sudah, nggak perlu menyangkal. Ayah tahu. Sudah lama. Percuma Ayah pernah belasan tahun jadi intel kalau nggak bisa membaca gelagat anak dan mantu sendiri.” (hlm 54) Sejak itu, perjuangan Ale untuk mendapatkan hati Anya dimulai dan kejadian demi kejadian yang mengantarkan mereka pada konsekuensi. Bersama serta saling memaafkan dan berpisah untuk selamanya.

Novel setebal 339 ini menyuguhkan ide sederhana yang dikemas secara luar biasa. Jadi, enggak heran waktu proses mendapatkan buku ini juga butuh perjuangan. Pre-order bulan Juli yang sempat dibuka langsung habis selama sebelas menit. Padahal rencananya, di buka tiga hari. Jadi, rasanya aku termasuk yang beruntung dapat novel hasil pre-order Critical Eleven. :D

Dengan alur maju-mundur, novel ini menyuguhkan cerita berkesan bagiku. Wajar kalau Ika Natasaa sampai meraih nominasi Penulis Muda Berbakat di Khatulistiwa Literary Award tahun 2008. Dikemas menarik dengan hasil memikat. Penulis memaparkan tiap karakter untuk terus berkembang sampai penutupan buku. Ini hal yang jarang dilakukan oleh penulis lain, biasa karakter monoton dan begitu-begitu aja. Tapi, penulis berhasil menggiring Ale dan Anya menjadi tokoh yang seolah hidup.

Dengan gaya bahasa renyah, buku ini memberikan banyak pelajaran berharga. Dengan penuturan lembut tanpa menggurui. Bahkan beberapa selipan sindiran halus untuk laki-laki juga ada. Novel ini terasa lengkap terutama saat memberikan penuturan jenis pekerjaan masing-masing. Bagi orang yang belum menikmati pekerjaan sebagai offshore operation engineer atau management consultant pasti membutuhkan gambaran jelas jenis pekerjaan itu.

Namun, aku kecewa ketika Anya minum red wine. Lalu, Ale memelihara anjing. Bagiku, Ale ini sosok cowok idaman bahkan bisa menjadi book boyfriend bagi booklovers dan fangirl. Bukan mempermasalahkan agama, tapi memang posisinya dijelaskan dengan gamblang kalau Ale adalah muslim begitu juga dengan Anya. Jadi, rasanya ganjil kalau muslim yang baik sampai membawa anjing dan menyentuh anjing dalam durasi lama. (Yang beragama muslim pasti mengerti). Lalu keganjalan lainnya, ketika Anya menyebutkan beberapa jenis brand barang dan harganya secara spesifik saat sudah merasakan sakit hatinya ucapan Ale. Kalau aku pribadi, jika ada di posisi Anya, pasti aku enggak peduli itu merek apa atau berapa harganya karena sudah terlanjur sakit hati.

Di lain sisi, aku bangga dengan Ika Natasaa. Penulis yang melakukan banyak riset sampai menghasilkan gambaran jelas tiap jenis pekerjaan dan tempat (aku baca di ucapan terima kasih bagian belakang buku). Tapi, banyaknya informasi yang diterima justru membuat novel ini seperti fiksi bercampur artikel. Aku sih suka pengetahuan tentang otak, ingatan dan jenis memori. Namun, keganggu ketika latarnya terkesan tempelan karena sering berpindah tempat dalam kurun waktu cepat. Padahal di awal, penulis sudah bertutur dan merajut dengan lambat namun ditengah, penulis tampak terburu-buru demi membangun gejolak emosi tokoh.

Dibalik kekurangan itu, buku ini tetap bisa dinikmati untuk siapa saja. Remaja dan dewasa dapat turut serta tenggelam dalam karakter Ale-Anya. Karena sebagai perempuan, aku juga merasa tertohok dengan sikap Ale yang seolah menggampangkan. Aku menyerah mendefinisikan tadi malam itu apa. Yang jelas permasalahan antara aku dan Ale bukan jenis pertengkaran yang bisa diselesaikan hanya dengan tidur bersama  (hlm 169). Di bab ini, aku setuju dengan sikap Anya. Lelaki memang begitu… enggak paham remuknya hati perempuan (curcol).
Dan mungkin memang begitu takdirnya, bahwa yang manis-manis di antara kami sekarang tinggal sejarah (Hlm 90).


Coming Soon: Critical Eleven di Layar Lebar
Source IG Ika Natassa

Source IG Ika Natassa

Source IG Ika Natassa

















Novel best-seller mulai disusun naskahnya menjadi film. Ini sering terjadi karena dua alasan: pertama, novel itu menarik dan kedua, novel tersebut mengangkat tema unik. Kurasa, novel Critical Eleven mencakup poin kedua. Karena, temanya memang beda dan keren.

Aku senang luar biasa mendapat spoiler demi spoiler di IG dan twitter Ika Natasaa. Tapi, memang (agak) kaget ketika Anya diperankan Adinia Wirasti. Memang dalam imajinasiku, Anya ini sosok yang tegar di luar tapi rapuh di dalam. Tapi, aku sih mikirnya Agnes Monica yang dulu rambutnya warna hitam sebahu. Ale diperankan Reza Rahardian. Ah, ekspektasiku pasti bagus kalau lawan mainnya Reza. Secara Reza memang memiliki track record mampu menjadi siapa saja.

Harapanku, semoga film Critical Eleven sebagus novelnya. Aku menaruh harapan besar ke sutradara dan penulis, sebagai pemantaunya. Apalagi ada tiga bagian di novel ini yang aku tunggu. Saat Ale sedang bekerja di rig dan mau buru-buru pulang pas dengar kabar buruk. Kedua, ketika tragedi epik penyebab Ale dan Anya bertengkar. Dan terakhir, ketika Ale nanya tentang Anya pernah ke kuburan atau enggak ke Pak Idris dan dijawab dengan awkard.

Banyak sih adegan favorit lainnya tapi ketiga  poin itu paling menarik dalam ingatanku. Enggak sabar menunggu rilisnya film. Oh ya, soundtrack lagunya semoga digarap oleh Bunga Cinta Lestari dengan susunan nada agak mellow. Terus soundtracknya itu diputar pas adegan Ale dan Anya yang mulai perang. Haha. So excited for this movie.